Juita Ramadhani
C1D114152
Jurusan Ilmu Perpustakaan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Halo Oleo,Kendari
PENELUSURAN DAN PENGEMASAN INFORMASI
Muhammad Zein Abdullah
Tujuan penelusuran
1.
pungguna dapat mengakses secara langsung kedalam pangkal data yang di miliki
perpustakaan
2.
mengurangi beban biaya dan waktu yang di
perlukan dan harus di keluarkan oleh pengguna dalam mencari informasi
3.
mengurangi beban pekerjaan dalam pengolahan pangkal data sehingga dapat
meningkatkan efesiensi tenaga kerja
4.
mempercepat informasi
5.
dapat melayani kebutuhan informasi masyarakat dalam jangka yang luas
Tujuan
pengembangan informasi
1. Menyelenggarakan
proses pembelajaran yang mengutamakan pada student center learning dengan
suasana akademik yang kondusif
2. Menghasilkan
lulusan yang memiliki kompetensi di bidang sistem informasi, khususnya
kemampuan menganalisis proses bisnis dan rancangan bangun sistem informasi
3. Menghasilkan
peneliti untuk memperkaya kasana keilmuan di bidang sitem informasi dan
bermanfaat untuk pengangkut kepentingan
4. Menghasikan
pengertian kepada masyarakat untuk memperkaya wawasan di bidangnya sistem
informasi yang bermanfaat bagi masyarakat
5. Menghasilkan
pengabdian pada masyarakat dengan kompetensi di bidang informasi
Peran penelusuran dan pengemasan
informasi di bidang perpustakaan
1. Menjadi
media antara pemakai dan koleksi sebagai sumber informasi pengetahuan
2. Menjadi
lembaga pengembangan minat dan budaya membaca serta pembangkit kesadaran
pentingnya belajar sepanjang hayat.
3. Mengembangkan
komunukasi antara pemkai dan adalah dengan penyelenggara sehingga tercipta
kolaborasi
4. Motivator,
mediator dan fasilitator bagi pemakai dalam usaha mencari memanfaatkan dengan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan pengalaman.
5. Berperan
sebagai agen perubah pembangunan dan kebudayaan manusia.
Hal-hal
yang harus di perhatikan dalam penelusuran dan pengemasan informasi
1. Kata
kunci merupakan kata ataupun frase yang di gunakan untuk memiliki sebuah
informasi.
2. Tajuk
subjek merupakan tata atau frase yang di gunakan untuk mewakili sebuah
informasi akan tetapi sudah tertentu polanya, dengan kata lain sudah dilakukan
dan adainstitusi yang mengolah serta menerbitkan dalam sebuah daftar tajuk
subsek baik umum ataupun khusus
3. Tesaurus
ini hampir sama dengan tajuk subjek namun terdapat hubungan hirakis antara
deskriptornya kata adalah frase yang digunakan sebagai tajuk dalam tesaurus .
4. Syntar
merupakan sekumpulan cara maupun ketentuan yang di berlakukan untuk menelusur
suatu data base
5. Strategi
penelusuran stategi yang akan kita susun serta pilih agar penelusuran kita
dapat mencapai sasaran yang kita inginkan
Dampak
positif negatif penelusuran dan pengemasan informasi
Dampak
positif
1. Mempercepat
arus informasi
2. Mempermudah
akses terhadap informasi terbar
3. Media
sosial
4. Media
hiburan
5. Membantu
individu dalam mencari informasi
6. Mempermudah
komunikasi dengan individu lainnya yang jauh
7. Sharing
dan berbagai file
Dampak
negatif
1. Individu
menjadi malas untuk bersosialisasi secara fisik
2. Meningkatkan
penipuan dan juga kejahatan cyber
3. Cyber
bulyng
4. Konten
negatif yang berkembang pesat
5. Fitna
dan juga pencemaran nama baik secara luas
6. Menjauhkan
yang dekat
7. Mengabaikan
tugas dan juga pekerjaan
Perbedaan dan persamaan
penelusuran dan pengemasan informasi
Perbedaan
Penelusuran informasi yaitu bagian
dari proses temu kembali informasi yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan individu akan informasi
yang di perlukan dengan bantuan berbagai alat penelusuran dan temu kembali
informasi yang dimiliki perpustakaan untuk unik informasi
Pengemasan
informasi
Pengemasan informasi yaitu kegiatan
yang dimulai dari kegiatan menyeleksi berbagai informasi dari sumber yang
berbeda, mendata informasi yang menganalisis, mensintesa dan menyakian
informasi sesuai kebutuhan pemakai.
Persamaan
Menyediakan
dan menyebarkan informasi yang telah di kemas dan relevan, melalui penelusuran
atau temu balik informasi atau lebih di kenal penyebaran dan penemuan yang
berkaitan dengan data atau informasi
Ada beberapa permasalahan yang dapat
dijadikan dasar mengapa pengemasan informasi ini penting:
1. Banjir Informasi. Banyaknya informasi
yang ada dari berbagai sumber informasi baik tercetak, non cetak, maupun
digital membuat “kebingungan” tersendiri bagi pengguna untuk mendapatkan
informasi “terbaik” dan sesuai dengan kebutuhannya. Banyaknya informasi
seringkali menjadikan pengguna dihadapkan pada informasi yang tidak sesuai,
kandungan informasinya kurang tepat, tidak relevan sampai informasi “aspal”,
asli tapi palsu yang tidak dapat dipercaya. Untuk itu perlu sebuah tindakan
dari perpustakaan untuk mengantisipasi apa yang biasa disebut sebagai “banjir
informasi”. Pengemasan informasi yang menghasilkan produk terseleksi adalah
salah satu jawabannya.
2. Kebutuhan Pemakai Informasi. Seiring
dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang begitu cepat, maka
kebutuhan pemakai informasi juga semakin meningkat, yakni kebutuhan akan
informasi yang cepat, tepat dan mudah. Perpustakaan sebagai institusi yang
bertanggungjawab kepada transfer informasi ini juga harus dapat melihat
fenomena pergeseran orientasi kebutuhan pengguna akan informasi ini, untuk itu
perlu dilakukan inovasi berbasis kebutuhan pemakai informasi ini. Pengemasan
informasi adalah salah satu bentuk yang dapat dipakai oleh perpustakaan sebagai
bentuk inovasi menjawab kebutuhan pemakai informasi ini.
3. Kebutuhan Peningkatan Layanan Perpustakaan. Perpustakaan sebagai pusat sumber informasi sudah semestinya dapat meningkatkan pelayanan dari waktu ke waktu, mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan tuntutan penggunanya. Perpustakaan yang tidak “mau” meningkatkan dan menyesuaikan layanannya dengan perkembangan global di dunia tentunya akan ditinggalkan oleh penggunanya. Peningkatan layanan perpustakaan ini harus didukung berbagai aspek termasuk kemasan dari informasi yang ingin ditampilkan dan disajikan kepada penggunanya. Untuk itu pengemasan informasi menjadi penting agar pengguna dapat merasakan sebuah peningkatan yang signifikan dan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada saat ini.
3. Kebutuhan Peningkatan Layanan Perpustakaan. Perpustakaan sebagai pusat sumber informasi sudah semestinya dapat meningkatkan pelayanan dari waktu ke waktu, mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan tuntutan penggunanya. Perpustakaan yang tidak “mau” meningkatkan dan menyesuaikan layanannya dengan perkembangan global di dunia tentunya akan ditinggalkan oleh penggunanya. Peningkatan layanan perpustakaan ini harus didukung berbagai aspek termasuk kemasan dari informasi yang ingin ditampilkan dan disajikan kepada penggunanya. Untuk itu pengemasan informasi menjadi penting agar pengguna dapat merasakan sebuah peningkatan yang signifikan dan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada saat ini.
4. Orientasi Ekonomis. Informasi yang
tak terbentung dan terus bertambah akan menyebabkan perpustakaan menjadi
“gudang” informasi yang apabila tidak ditangani dengan baik akan menyebabkan
pengeluaran biaya yang tidak sedikit.
Penggunapun akan semakin sulit menemukan
informasi yang tepat dan uptodate. Untuk itu perlu diambil langkah penghematan
(biaya, ruang dan tenaga) diantaranya dapat dilakukan melalui pengemasan
informasi. Secara ekonomis, hasil kemas informasi merupakan produk yang sangat
mungkin untuk dijual kepada khalayak umum dengan segmentasi tertentu, sehingga
membuka peluang usaha bagi perpustakaan. Selain itu pengguna akan menghemat
banyak waktu, tenaga dan biaya untuk sekedar mendapatkan informasi yang sesuai,
mudah, cepat dan tepat.
Keempat permasalahan di atas terkait
satu dengan lainnya sehingga tidak dapat dipisahkan. Satu dengan lainnya akan membawa kepada sebuah sinergitas
dalam menentukan arah dan langkah dalam penyajian informasi yang lebih baik
demi kepentingan bersama. Hal ini juga akan berpengaruh pada bentuk penyajian
informasi seperti apa yang layak dilayankan saat ini di perpustakaan. Kemasan
informasi sendiri harus dapat memberikan nilai lebih bagi informasi itu
sendiri.
Informasi dikatakan mempunyai nilai (menurut
Djatin) apabila diukur dari:
• Mampu menurunkan biaya penelitian, pengembangan dan pelaksanaan
• Mampu menurunkan biaya penelitian, pengembangan dan pelaksanaan
•
Menghemat waktu, sehingga implementasi dan inovasi bisa lebih cepat
•
Membuat kebijakan lebih efektif
•
Mendukung ke arah pencapaian tujuan/sasaran strategis organisasi
•
Mengatasi Ke-ketidaktahuan
•
Memuaskan manajemen dan pemakai
BENTUK PENGEMASAN INFORMASI
Berdasarkan analisa ketiga hal dalam permasalahan di atas maka selanjutnya perpustakaan dapat menentukan sejauh mana bentuk kemasan informasi tersebut harus diwujudkan. Berikut adalah beberapa contoh bentuk kemasan informasi yang ada sampai saat ini dan relevan digunakan bagi pengguna perpustakaan.
•
Publikasi Cetak.
Pengemasan informasi biasanya dapat juga
diwujudkan dalam bentuk publikasi cetak seperti Brosur, Newsletter, Prosiding,
Indeks Majalah, Indeks Artikel, Kumpulan Artikel Terpilih, Bibliografi, dan
bentuk publikasi terseleksi lainnya. Kemasan dalam bentuk publikasi cetak ini
akan sangat membantu pengguna dalam menemukan informasi tercetak yang terpilih
sesuai dengan bidang kajian dan kebutuhannya. Sehingga pengguna tidak perlu
“membuang” waktu untuk menelusur satu demi satu kebutuhan informasinya dalam
“belantara” informasi di perpustakaan.
• Media Audio-Visual.
• Media Audio-Visual.
Informasi juga dapat dikemas dalam
bentuk Audio-Visual seperti dalam bentuk Audio-Video Cassette, CD- Interaktif,
VCD, DVD, dan bentuk lainnya. Kemasan informasi ini merupakan kemasan yang
menarik karena akan mengajak pengguna menggunakan informasi dalam bentuk gambar
dan suara.
•
Pangkalan Data Lokal.
Kemasan informasi juga dapat diwujudkan
dalam pangkalan data (database) lokal. Sekitar 2 tahun yang lalu, konsep
pangkalan data lokal ini banyak digunakan di Indonesia, terutama dalam rangka
memenuhi kebutuhan informasi ilmiah bagi para pengguna melalui semacam server
lokal, baik yang berupa file maupun CD-ROM. Contohnya adalah CD Database ERIC,
CD Database Medline, CD-Database Agricola, dan sebagainya.
•
Pangkalan Data Online.
Saat ini di Indonesia pangkalan data
Online sedang mengalami perkembangan yang cukup baik, baik dengan “membeli”
kemasan yang sudah jadi, mengambil dari sumber-sumber gratis maupun membangun
sendiri. Kemasan informasi dalam bentuk ini telah memberikan kesempatan akses
informasi secara lebih luas tidak terbatas dalam perpustakaan. Hal ini berkat
kemajuan teknologi internet yang mau tidak mau harus diikuti oleh perpustakaan
dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi pada penggunanya. Contoh beberapa
kemasan informasi siap pakai dalam bentuk pangkalan data online yang diproduksi
antara lain EBSCOHost, ProQuest, ScienceDirect, IEEE Database, JSTOR dan lain
sebagainya.
TAHAPAN
PENGEMASAN INFORMASI
Keputusan sebuah perpustakaan untuk melakukan dan menggunakan kemasan informasi harus diikuti dengan mempersiapkan langkah-langkah yang tepat agar tidak terjadi kesia-siaan. Beberapa langkah yang secara umum dilakukan oleh perpustakaan dalam rangka pengemasan informasi adalah:
1. Orientasi kebutuhan dan tuntutan pemakai/pengguna informasi di perpustakaan
2. Seleksi dan Penetapan Topik informasi yang akan dikemas. Penetapan dan seleksi ini biasanya akan melibatkan ide-ide dan masukan dari staf ahli, produsen produk kemasan informasi, konsumen produk & jasa informasi, karyawan, dan manajemen puncak.
3.
Menentukan bentuk kemasan informasi
4.
Penetapan strategi pencarian informasi yang akan dikemas
5.
Penetapan lokasi informasi dan cara mengaksesnya
6.
Pengolahan informasi, mengevaluasi, dan mensitir informasi
7.
Mengemas informasi dalam bentuk yang telah ditetapkan
8.
Mengevaluasi produk yang dikeluarkan dan proses pembuatannya
Pada
kasus penentuan kemasan informasi dalam bentuk non cetak terutama pangkalan
data sering kali tidak semua langkah di atas dilakukan. Hal ini dikarenakan
produk dalam bentuk pangkalan data sering kali merupakan produk kemasan
informasi yang siap pakai, karena prosedur seleksi informasi dan proses
pengolahan hingga menjadi produk sudah dilakukan oleh produsen. Pada kasus ini
posisi perpustakaan adalah sebagai user selector dan user evaluator saja.
DAMPAK EKONOMIS PENGEMASAN INFORMASI
Pengemasan
informasi merupakan bagian dari sebuah usaha ekonomis dari perpustakaan atau
penyedia informasi yang juga akan membawa dampak ekonomis bagi perpustakaan
/penyedia informasi dan juga masyarakat/pengguna yang memanfaatkannya.
Beberapa dampak
ekonomis dari adanya pengemasan informasi diantaranya adalah
1.
Perpustakaan mampu menyediakan kemasan-kemasan informasi yang siap pakai yang
dapat dijual kepada masyarakat/pengguna dengan segmentasi yang telah
ditentukan, misal informasi bidang kedokteran yang terkemas akan sangat berguna
bagi para praktisi dan pemerhati di bidang kedokteran.
2.
Banjir informasi yang terus menerus apabila tidak ditangani oleh perpustakaan
akan membawa dampak pada pembengkakan cost perawatan dan pengelolaan, sehingga
apabila dibandingkan dengan biaya yang dihasilkan dari pemanfaatan informasi
akan sangat tidak signifikan. Dengan pengemasan informasi maka perpustakaan
dapat menekan biaya (cost) bagi perawatan dan pengelaan, sekaligus dapat
memanfaatkan hasilnya sebagai bentuk layanan “penjualan informasi” di perpustakaan
kepada pengguna yang membutuhkan.
3.
Bagi pengguna, adanya kemasan informasi ini akan memotong biaya dan juga waktu
yang dibutuhkan oleh pengguna dalam mencari, memilih, dan memperoleh informasi
yang dibutuhkannya.
Hal ini dikarenakan pengguna dengan mudah
mendapatkan kemasan informasi yang siap pakai dan disediakan oleh perpustakaan
secara mudah, cepat, tepat dan hemat waktu. Misalnya, untuk mendapatkan
informasi tertentu di perpustakaan, pengguna cukup mengakses database
perpustakaan melalui internet yang menyediakan berbagai koleksi digital hasil
kemas informasi di berbagai bidang.
4.
Pengemasan informasi ini merupakan peluang komoditas bagi perpustakaan yang
berpotensi sebagai bidang usaha
informasi di perpustakaan yang akan mampu menghasilkan pemasukan. Hal ini tentunya akan membantu
melepaskan image perpustakaan sebagai “cost institution” menjadi “benefit
institution”. Artinya perpustakaan tidak lagi dianggap sebagai lembaga yang
hanya “menyedot” biaya dan punya ketergantungan terhadap biaya, menjadi
perpustakaan yang mampu memberikan keuntungan dan membiayai kegiatannnya
sendiri. Misalnya perpustakaan mengeluarkan produk kumpulan artikel dalam
bidang X yang dikemas baik menggunakan media digital (CD, Disket, etc) maupun
cetak yang dapat dipasarkan (dijual) kepada pengguna dengan segmentasi tertentu
(sesuai dengan bidang X tersebut). Contoh: Perpustakaan Fakultas Kedokteran
mengeluarkan produk “Kumpulan Artikel Bidang Kedokteran khusus masalah Flu
Burung” yang dapat dijual kepada dokter maupun masyarakat umum yang “konsen”
terhadap permasahan flu burung ini.
Penelusuran
dan pengemasan
Tujuan penelusuran
1.
pungguna dapat mengakses secara langsung kedalam pangkal data yang di miliki
perpustakaan
2.
mengurangi beban biaya dan waktu yang di
perlukan dan harus di keluarkan oleh pengguna dalam mencari informasi
3.
mengurangi beban pekerjaan dalam pengolahan pangkal data sehingga dapat
meningkatkan efesiensi tenaga kerja
4.
mempercepat informasi
5.
dapat melayani kebutuhan informasi masyarakat dalam jangka yang luas
Tujuan
pengembangan informasi
1. Menyelenggarakan
proses pembelajaran yang mengutamakan pada student center learning dengan
suasana akademik yang kondusif
2. Menghasilkan
lulusan yang memiliki kompetensi di bidang sistem informasi, khususnya
kemampuan menganalisis proses bisnis dan rancangan bangun sistem informasi
3. Menghasilkan
peneliti untuk memperkaya kasana keilmuan di bidang sitem informasi dan
bermanfaat untuk pengangkut kepentingan
4. Menghasikan
pengertian kepada masyarakat untuk memperkaya wawasan di bidangnya sistem
informasi yang bermanfaat bagi masyarakat
5. Menghasilkan
pengabdian pada masyarakat dengan kompetensi di bidang informasi
Peran penelusuran dan pengemasan
informasi di bidang perpustakaan
1. Menjadi
media antara pemakai dan koleksi sebagai sumber informasi pengetahuan
2. Menjadi
lembaga pengembangan minat dan budaya membaca serta pembangkit kesadaran
pentingnya belajar sepanjang hayat.
3. Mengembangkan
komunukasi antara pemkai dan adalah dengan penyelenggara sehingga tercipta
kolaborasi
4. Motivator,
mediator dan fasilitator bagi pemakai dalam usaha mencari memanfaatkan dengan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan pengalaman.
5. Berperan
sebagai agen perubah pembangunan dan kebudayaan manusia.
Hal-hal
yang harus di perhatikan dalam penelusuran dan pengemasan informasi
1. Kata
kunci merupakan kata ataupun frase yang di gunakan untuk memiliki sebuah
informasi.
2. Tajuk
subjek merupakan tata atau frase yang di gunakan untuk mewakili sebuah
informasi akan tetapi sudah tertentu polanya, dengan kata lain sudah dilakukan
dan adainstitusi yang mengolah serta menerbitkan dalam sebuah daftar tajuk
subsek baik umum ataupun khusus
3. Tesaurus
ini hampir sama dengan tajuk subjek namun terdapat hubungan hirakis antara
deskriptornya kata adalah frase yang digunakan sebagai tajuk dalam tesaurus .
4. Syntar
merupakan sekumpulan cara maupun ketentuan yang di berlakukan untuk menelusur
suatu data base
5. Strategi
penelusuran stategi yang akan kita susun serta pilih agar penelusuran kita
dapat mencapai sasaran yang kita inginkan
Dampak
positif negatif penelusuran dan pengemasan informasi
Dampak
positif
1. Mempercepat
arus informasi
2. Mempermudah
akses terhadap informasi terbar
3. Media
sosial
4. Media
hiburan
5. Membantu
individu dalam mencari informasi
6. Mempermudah
komunikasi dengan individu lainnya yang jauh
7. Sharing
dan berbagai file
Dampak
negatif
1. Individu
menjadi malas untuk bersosialisasi secara fisik
2. Meningkatkan
penipuan dan juga kejahatan cyber
3. Cyber
bulyng
4. Konten
negatif yang berkembang pesat
5. Fitna
dan juga pencemaran nama baik secara luas
6. Menjauhkan
yang dekat
7. Mengabaikan
tugas dan juga pekerjaan
Perbedaan dan persamaan
penelusuran dan pengemasan informasi
Perbedaan
Penelusuran informasi yaitu bagian
dari proses temu kembali informasi yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan individu akan informasi
yang di perlukan dengan bantuan berbagai alat penelusuran dan temu kembali
informasi yang dimiliki perpustakaan untuk unik informasi
Pengemasan
informasi
Pengemasan informasi yaitu kegiatan
yang dimulai dari kegiatan menyeleksi berbagai informasi dari sumber yang
berbeda, mendata informasi yang menganalisis, mensintesa dan menyakian
informasi sesuai kebutuhan pemakai.
Persamaan
Menyediakan
dan menyebarkan informasi yang telah di kemas dan relevan, melalui penelusuran
atau temu balik informasi atau lebih di kenal penyebaran dan penemuan yang
berkaitan dengan data atau informasi
Ada beberapa permasalahan yang dapat
dijadikan dasar mengapa pengemasan informasi ini penting:
1. Banjir Informasi. Banyaknya informasi
yang ada dari berbagai sumber informasi baik tercetak, non cetak, maupun
digital membuat “kebingungan” tersendiri bagi pengguna untuk mendapatkan
informasi “terbaik” dan sesuai dengan kebutuhannya. Banyaknya informasi
seringkali menjadikan pengguna dihadapkan pada informasi yang tidak sesuai,
kandungan informasinya kurang tepat, tidak relevan sampai informasi “aspal”,
asli tapi palsu yang tidak dapat dipercaya. Untuk itu perlu sebuah tindakan
dari perpustakaan untuk mengantisipasi apa yang biasa disebut sebagai “banjir
informasi”. Pengemasan informasi yang menghasilkan produk terseleksi adalah
salah satu jawabannya.
2. Kebutuhan Pemakai Informasi. Seiring
dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang begitu cepat, maka
kebutuhan pemakai informasi juga semakin meningkat, yakni kebutuhan akan
informasi yang cepat, tepat dan mudah. Perpustakaan sebagai institusi yang
bertanggungjawab kepada transfer informasi ini juga harus dapat melihat
fenomena pergeseran orientasi kebutuhan pengguna akan informasi ini, untuk itu
perlu dilakukan inovasi berbasis kebutuhan pemakai informasi ini. Pengemasan
informasi adalah salah satu bentuk yang dapat dipakai oleh perpustakaan sebagai
bentuk inovasi menjawab kebutuhan pemakai informasi ini.
3. Kebutuhan Peningkatan Layanan Perpustakaan. Perpustakaan sebagai pusat sumber informasi sudah semestinya dapat meningkatkan pelayanan dari waktu ke waktu, mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan tuntutan penggunanya. Perpustakaan yang tidak “mau” meningkatkan dan menyesuaikan layanannya dengan perkembangan global di dunia tentunya akan ditinggalkan oleh penggunanya. Peningkatan layanan perpustakaan ini harus didukung berbagai aspek termasuk kemasan dari informasi yang ingin ditampilkan dan disajikan kepada penggunanya. Untuk itu pengemasan informasi menjadi penting agar pengguna dapat merasakan sebuah peningkatan yang signifikan dan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada saat ini.
3. Kebutuhan Peningkatan Layanan Perpustakaan. Perpustakaan sebagai pusat sumber informasi sudah semestinya dapat meningkatkan pelayanan dari waktu ke waktu, mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan tuntutan penggunanya. Perpustakaan yang tidak “mau” meningkatkan dan menyesuaikan layanannya dengan perkembangan global di dunia tentunya akan ditinggalkan oleh penggunanya. Peningkatan layanan perpustakaan ini harus didukung berbagai aspek termasuk kemasan dari informasi yang ingin ditampilkan dan disajikan kepada penggunanya. Untuk itu pengemasan informasi menjadi penting agar pengguna dapat merasakan sebuah peningkatan yang signifikan dan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada saat ini.
4. Orientasi Ekonomis. Informasi yang
tak terbentung dan terus bertambah akan menyebabkan perpustakaan menjadi
“gudang” informasi yang apabila tidak ditangani dengan baik akan menyebabkan
pengeluaran biaya yang tidak sedikit.
Penggunapun akan semakin sulit menemukan
informasi yang tepat dan uptodate. Untuk itu perlu diambil langkah penghematan
(biaya, ruang dan tenaga) diantaranya dapat dilakukan melalui pengemasan
informasi. Secara ekonomis, hasil kemas informasi merupakan produk yang sangat
mungkin untuk dijual kepada khalayak umum dengan segmentasi tertentu, sehingga
membuka peluang usaha bagi perpustakaan. Selain itu pengguna akan menghemat
banyak waktu, tenaga dan biaya untuk sekedar mendapatkan informasi yang sesuai,
mudah, cepat dan tepat.
Keempat permasalahan di atas terkait
satu dengan lainnya sehingga tidak dapat dipisahkan. Satu dengan lainnya akan membawa kepada sebuah sinergitas
dalam menentukan arah dan langkah dalam penyajian informasi yang lebih baik
demi kepentingan bersama. Hal ini juga akan berpengaruh pada bentuk penyajian
informasi seperti apa yang layak dilayankan saat ini di perpustakaan. Kemasan
informasi sendiri harus dapat memberikan nilai lebih bagi informasi itu
sendiri.
Informasi dikatakan mempunyai nilai (menurut
Djatin) apabila diukur dari:
• Mampu menurunkan biaya penelitian, pengembangan dan pelaksanaan
• Mampu menurunkan biaya penelitian, pengembangan dan pelaksanaan
•
Menghemat waktu, sehingga implementasi dan inovasi bisa lebih cepat
•
Membuat kebijakan lebih efektif
•
Mendukung ke arah pencapaian tujuan/sasaran strategis organisasi
•
Mengatasi Ke-ketidaktahuan
•
Memuaskan manajemen dan pemakai
BENTUK PENGEMASAN INFORMASI
Berdasarkan analisa ketiga hal dalam permasalahan di atas maka selanjutnya perpustakaan dapat menentukan sejauh mana bentuk kemasan informasi tersebut harus diwujudkan. Berikut adalah beberapa contoh bentuk kemasan informasi yang ada sampai saat ini dan relevan digunakan bagi pengguna perpustakaan.
•
Publikasi Cetak.
Pengemasan informasi biasanya dapat juga
diwujudkan dalam bentuk publikasi cetak seperti Brosur, Newsletter, Prosiding,
Indeks Majalah, Indeks Artikel, Kumpulan Artikel Terpilih, Bibliografi, dan
bentuk publikasi terseleksi lainnya. Kemasan dalam bentuk publikasi cetak ini
akan sangat membantu pengguna dalam menemukan informasi tercetak yang terpilih
sesuai dengan bidang kajian dan kebutuhannya. Sehingga pengguna tidak perlu
“membuang” waktu untuk menelusur satu demi satu kebutuhan informasinya dalam
“belantara” informasi di perpustakaan.
• Media Audio-Visual.
• Media Audio-Visual.
Informasi juga dapat dikemas dalam
bentuk Audio-Visual seperti dalam bentuk Audio-Video Cassette, CD- Interaktif,
VCD, DVD, dan bentuk lainnya. Kemasan informasi ini merupakan kemasan yang
menarik karena akan mengajak pengguna menggunakan informasi dalam bentuk gambar
dan suara.
•
Pangkalan Data Lokal.
Kemasan informasi juga dapat diwujudkan
dalam pangkalan data (database) lokal. Sekitar 2 tahun yang lalu, konsep
pangkalan data lokal ini banyak digunakan di Indonesia, terutama dalam rangka
memenuhi kebutuhan informasi ilmiah bagi para pengguna melalui semacam server
lokal, baik yang berupa file maupun CD-ROM. Contohnya adalah CD Database ERIC,
CD Database Medline, CD-Database Agricola, dan sebagainya.
•
Pangkalan Data Online.
Saat ini di Indonesia pangkalan data
Online sedang mengalami perkembangan yang cukup baik, baik dengan “membeli”
kemasan yang sudah jadi, mengambil dari sumber-sumber gratis maupun membangun
sendiri. Kemasan informasi dalam bentuk ini telah memberikan kesempatan akses
informasi secara lebih luas tidak terbatas dalam perpustakaan. Hal ini berkat
kemajuan teknologi internet yang mau tidak mau harus diikuti oleh perpustakaan
dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi pada penggunanya. Contoh beberapa
kemasan informasi siap pakai dalam bentuk pangkalan data online yang diproduksi
antara lain EBSCOHost, ProQuest, ScienceDirect, IEEE Database, JSTOR dan lain
sebagainya.
TAHAPAN
PENGEMASAN INFORMASI
Keputusan sebuah perpustakaan untuk melakukan dan menggunakan kemasan informasi harus diikuti dengan mempersiapkan langkah-langkah yang tepat agar tidak terjadi kesia-siaan. Beberapa langkah yang secara umum dilakukan oleh perpustakaan dalam rangka pengemasan informasi adalah:
1. Orientasi kebutuhan dan tuntutan pemakai/pengguna informasi di perpustakaan
2. Seleksi dan Penetapan Topik informasi yang akan dikemas. Penetapan dan seleksi ini biasanya akan melibatkan ide-ide dan masukan dari staf ahli, produsen produk kemasan informasi, konsumen produk & jasa informasi, karyawan, dan manajemen puncak.
3.
Menentukan bentuk kemasan informasi
4.
Penetapan strategi pencarian informasi yang akan dikemas
5.
Penetapan lokasi informasi dan cara mengaksesnya
6.
Pengolahan informasi, mengevaluasi, dan mensitir informasi
7.
Mengemas informasi dalam bentuk yang telah ditetapkan
8.
Mengevaluasi produk yang dikeluarkan dan proses pembuatannya
Pada
kasus penentuan kemasan informasi dalam bentuk non cetak terutama pangkalan
data sering kali tidak semua langkah di atas dilakukan. Hal ini dikarenakan
produk dalam bentuk pangkalan data sering kali merupakan produk kemasan
informasi yang siap pakai, karena prosedur seleksi informasi dan proses
pengolahan hingga menjadi produk sudah dilakukan oleh produsen. Pada kasus ini
posisi perpustakaan adalah sebagai user selector dan user evaluator saja.
DAMPAK EKONOMIS PENGEMASAN INFORMASI
Pengemasan
informasi merupakan bagian dari sebuah usaha ekonomis dari perpustakaan atau
penyedia informasi yang juga akan membawa dampak ekonomis bagi perpustakaan
/penyedia informasi dan juga masyarakat/pengguna yang memanfaatkannya.
Beberapa dampak
ekonomis dari adanya pengemasan informasi diantaranya adalah
1.
Perpustakaan mampu menyediakan kemasan-kemasan informasi yang siap pakai yang
dapat dijual kepada masyarakat/pengguna dengan segmentasi yang telah
ditentukan, misal informasi bidang kedokteran yang terkemas akan sangat berguna
bagi para praktisi dan pemerhati di bidang kedokteran.
2.
Banjir informasi yang terus menerus apabila tidak ditangani oleh perpustakaan
akan membawa dampak pada pembengkakan cost perawatan dan pengelolaan, sehingga
apabila dibandingkan dengan biaya yang dihasilkan dari pemanfaatan informasi
akan sangat tidak signifikan. Dengan pengemasan informasi maka perpustakaan
dapat menekan biaya (cost) bagi perawatan dan pengelaan, sekaligus dapat
memanfaatkan hasilnya sebagai bentuk layanan “penjualan informasi” di perpustakaan
kepada pengguna yang membutuhkan.
3.
Bagi pengguna, adanya kemasan informasi ini akan memotong biaya dan juga waktu
yang dibutuhkan oleh pengguna dalam mencari, memilih, dan memperoleh informasi
yang dibutuhkannya.
Hal ini dikarenakan pengguna dengan mudah
mendapatkan kemasan informasi yang siap pakai dan disediakan oleh perpustakaan
secara mudah, cepat, tepat dan hemat waktu. Misalnya, untuk mendapatkan
informasi tertentu di perpustakaan, pengguna cukup mengakses database
perpustakaan melalui internet yang menyediakan berbagai koleksi digital hasil
kemas informasi di berbagai bidang.
4.
Pengemasan informasi ini merupakan peluang komoditas bagi perpustakaan yang
berpotensi sebagai bidang usaha
informasi di perpustakaan yang akan mampu menghasilkan pemasukan. Hal ini tentunya akan membantu
melepaskan image perpustakaan sebagai “cost institution” menjadi “benefit
institution”. Artinya perpustakaan tidak lagi dianggap sebagai lembaga yang
hanya “menyedot” biaya dan punya ketergantungan terhadap biaya, menjadi
perpustakaan yang mampu memberikan keuntungan dan membiayai kegiatannnya
sendiri. Misalnya perpustakaan mengeluarkan produk kumpulan artikel dalam
bidang X yang dikemas baik menggunakan media digital (CD, Disket, etc) maupun
cetak yang dapat dipasarkan (dijual) kepada pengguna dengan segmentasi tertentu
(sesuai dengan bidang X tersebut). Contoh: Perpustakaan Fakultas Kedokteran
mengeluarkan produk “Kumpulan Artikel Bidang Kedokteran khusus masalah Flu
Burung” yang dapat dijual kepada dokter maupun masyarakat umum yang “konsen”
terhadap permasahan flu burung ini.
Penelusuran
dan pengemasan
Tujuan penelusuran
1.
pungguna dapat mengakses secara langsung kedalam pangkal data yang di miliki
perpustakaan
2.
mengurangi beban biaya dan waktu yang di
perlukan dan harus di keluarkan oleh pengguna dalam mencari informasi
3.
mengurangi beban pekerjaan dalam pengolahan pangkal data sehingga dapat
meningkatkan efesiensi tenaga kerja
4.
mempercepat informasi
5.
dapat melayani kebutuhan informasi masyarakat dalam jangka yang luas
Tujuan
pengembangan informasi
1. Menyelenggarakan
proses pembelajaran yang mengutamakan pada student center learning dengan
suasana akademik yang kondusif
2. Menghasilkan
lulusan yang memiliki kompetensi di bidang sistem informasi, khususnya
kemampuan menganalisis proses bisnis dan rancangan bangun sistem informasi
3. Menghasilkan
peneliti untuk memperkaya kasana keilmuan di bidang sitem informasi dan
bermanfaat untuk pengangkut kepentingan
4. Menghasikan
pengertian kepada masyarakat untuk memperkaya wawasan di bidangnya sistem
informasi yang bermanfaat bagi masyarakat
5. Menghasilkan
pengabdian pada masyarakat dengan kompetensi di bidang informasi
Peran penelusuran dan pengemasan
informasi di bidang perpustakaan
1. Menjadi
media antara pemakai dan koleksi sebagai sumber informasi pengetahuan
2. Menjadi
lembaga pengembangan minat dan budaya membaca serta pembangkit kesadaran
pentingnya belajar sepanjang hayat.
3. Mengembangkan
komunukasi antara pemkai dan adalah dengan penyelenggara sehingga tercipta
kolaborasi
4. Motivator,
mediator dan fasilitator bagi pemakai dalam usaha mencari memanfaatkan dengan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan pengalaman.
5. Berperan
sebagai agen perubah pembangunan dan kebudayaan manusia.
Hal-hal
yang harus di perhatikan dalam penelusuran dan pengemasan informasi
1. Kata
kunci merupakan kata ataupun frase yang di gunakan untuk memiliki sebuah
informasi.
2. Tajuk
subjek merupakan tata atau frase yang di gunakan untuk mewakili sebuah
informasi akan tetapi sudah tertentu polanya, dengan kata lain sudah dilakukan
dan adainstitusi yang mengolah serta menerbitkan dalam sebuah daftar tajuk
subsek baik umum ataupun khusus
3. Tesaurus
ini hampir sama dengan tajuk subjek namun terdapat hubungan hirakis antara
deskriptornya kata adalah frase yang digunakan sebagai tajuk dalam tesaurus .
4. Syntar
merupakan sekumpulan cara maupun ketentuan yang di berlakukan untuk menelusur
suatu data base
5. Strategi
penelusuran stategi yang akan kita susun serta pilih agar penelusuran kita
dapat mencapai sasaran yang kita inginkan
Dampak
positif negatif penelusuran dan pengemasan informasi
Dampak
positif
1. Mempercepat
arus informasi
2. Mempermudah
akses terhadap informasi terbar
3. Media
sosial
4. Media
hiburan
5. Membantu
individu dalam mencari informasi
6. Mempermudah
komunikasi dengan individu lainnya yang jauh
7. Sharing
dan berbagai file
Dampak
negatif
1. Individu
menjadi malas untuk bersosialisasi secara fisik
2. Meningkatkan
penipuan dan juga kejahatan cyber
3. Cyber
bulyng
4. Konten
negatif yang berkembang pesat
5. Fitna
dan juga pencemaran nama baik secara luas
6. Menjauhkan
yang dekat
7. Mengabaikan
tugas dan juga pekerjaan
Perbedaan dan persamaan
penelusuran dan pengemasan informasi
Perbedaan
Penelusuran informasi yaitu bagian
dari proses temu kembali informasi yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan individu akan informasi
yang di perlukan dengan bantuan berbagai alat penelusuran dan temu kembali
informasi yang dimiliki perpustakaan untuk unik informasi
Pengemasan
informasi
Pengemasan informasi yaitu kegiatan
yang dimulai dari kegiatan menyeleksi berbagai informasi dari sumber yang
berbeda, mendata informasi yang menganalisis, mensintesa dan menyakian
informasi sesuai kebutuhan pemakai.
Persamaan
Menyediakan
dan menyebarkan informasi yang telah di kemas dan relevan, melalui penelusuran
atau temu balik informasi atau lebih di kenal penyebaran dan penemuan yang
berkaitan dengan data atau informasi
Ada beberapa permasalahan yang dapat
dijadikan dasar mengapa pengemasan informasi ini penting:
1. Banjir Informasi. Banyaknya informasi
yang ada dari berbagai sumber informasi baik tercetak, non cetak, maupun
digital membuat “kebingungan” tersendiri bagi pengguna untuk mendapatkan
informasi “terbaik” dan sesuai dengan kebutuhannya. Banyaknya informasi
seringkali menjadikan pengguna dihadapkan pada informasi yang tidak sesuai,
kandungan informasinya kurang tepat, tidak relevan sampai informasi “aspal”,
asli tapi palsu yang tidak dapat dipercaya. Untuk itu perlu sebuah tindakan
dari perpustakaan untuk mengantisipasi apa yang biasa disebut sebagai “banjir
informasi”. Pengemasan informasi yang menghasilkan produk terseleksi adalah
salah satu jawabannya.
2. Kebutuhan Pemakai Informasi. Seiring
dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang begitu cepat, maka
kebutuhan pemakai informasi juga semakin meningkat, yakni kebutuhan akan
informasi yang cepat, tepat dan mudah. Perpustakaan sebagai institusi yang
bertanggungjawab kepada transfer informasi ini juga harus dapat melihat
fenomena pergeseran orientasi kebutuhan pengguna akan informasi ini, untuk itu
perlu dilakukan inovasi berbasis kebutuhan pemakai informasi ini. Pengemasan
informasi adalah salah satu bentuk yang dapat dipakai oleh perpustakaan sebagai
bentuk inovasi menjawab kebutuhan pemakai informasi ini.
3. Kebutuhan Peningkatan Layanan Perpustakaan. Perpustakaan sebagai pusat sumber informasi sudah semestinya dapat meningkatkan pelayanan dari waktu ke waktu, mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan tuntutan penggunanya. Perpustakaan yang tidak “mau” meningkatkan dan menyesuaikan layanannya dengan perkembangan global di dunia tentunya akan ditinggalkan oleh penggunanya. Peningkatan layanan perpustakaan ini harus didukung berbagai aspek termasuk kemasan dari informasi yang ingin ditampilkan dan disajikan kepada penggunanya. Untuk itu pengemasan informasi menjadi penting agar pengguna dapat merasakan sebuah peningkatan yang signifikan dan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada saat ini.
3. Kebutuhan Peningkatan Layanan Perpustakaan. Perpustakaan sebagai pusat sumber informasi sudah semestinya dapat meningkatkan pelayanan dari waktu ke waktu, mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan tuntutan penggunanya. Perpustakaan yang tidak “mau” meningkatkan dan menyesuaikan layanannya dengan perkembangan global di dunia tentunya akan ditinggalkan oleh penggunanya. Peningkatan layanan perpustakaan ini harus didukung berbagai aspek termasuk kemasan dari informasi yang ingin ditampilkan dan disajikan kepada penggunanya. Untuk itu pengemasan informasi menjadi penting agar pengguna dapat merasakan sebuah peningkatan yang signifikan dan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada saat ini.
4. Orientasi Ekonomis. Informasi yang
tak terbentung dan terus bertambah akan menyebabkan perpustakaan menjadi
“gudang” informasi yang apabila tidak ditangani dengan baik akan menyebabkan
pengeluaran biaya yang tidak sedikit.
Penggunapun akan semakin sulit menemukan
informasi yang tepat dan uptodate. Untuk itu perlu diambil langkah penghematan
(biaya, ruang dan tenaga) diantaranya dapat dilakukan melalui pengemasan
informasi. Secara ekonomis, hasil kemas informasi merupakan produk yang sangat
mungkin untuk dijual kepada khalayak umum dengan segmentasi tertentu, sehingga
membuka peluang usaha bagi perpustakaan. Selain itu pengguna akan menghemat
banyak waktu, tenaga dan biaya untuk sekedar mendapatkan informasi yang sesuai,
mudah, cepat dan tepat.
Keempat permasalahan di atas terkait
satu dengan lainnya sehingga tidak dapat dipisahkan. Satu dengan lainnya akan membawa kepada sebuah sinergitas
dalam menentukan arah dan langkah dalam penyajian informasi yang lebih baik
demi kepentingan bersama. Hal ini juga akan berpengaruh pada bentuk penyajian
informasi seperti apa yang layak dilayankan saat ini di perpustakaan. Kemasan
informasi sendiri harus dapat memberikan nilai lebih bagi informasi itu
sendiri.
Informasi dikatakan mempunyai nilai (menurut
Djatin) apabila diukur dari:
• Mampu menurunkan biaya penelitian, pengembangan dan pelaksanaan
• Mampu menurunkan biaya penelitian, pengembangan dan pelaksanaan
•
Menghemat waktu, sehingga implementasi dan inovasi bisa lebih cepat
•
Membuat kebijakan lebih efektif
•
Mendukung ke arah pencapaian tujuan/sasaran strategis organisasi
•
Mengatasi Ke-ketidaktahuan
•
Memuaskan manajemen dan pemakai
BENTUK PENGEMASAN INFORMASI
Berdasarkan analisa ketiga hal dalam permasalahan di atas maka selanjutnya perpustakaan dapat menentukan sejauh mana bentuk kemasan informasi tersebut harus diwujudkan. Berikut adalah beberapa contoh bentuk kemasan informasi yang ada sampai saat ini dan relevan digunakan bagi pengguna perpustakaan.
•
Publikasi Cetak.
Pengemasan informasi biasanya dapat juga
diwujudkan dalam bentuk publikasi cetak seperti Brosur, Newsletter, Prosiding,
Indeks Majalah, Indeks Artikel, Kumpulan Artikel Terpilih, Bibliografi, dan
bentuk publikasi terseleksi lainnya. Kemasan dalam bentuk publikasi cetak ini
akan sangat membantu pengguna dalam menemukan informasi tercetak yang terpilih
sesuai dengan bidang kajian dan kebutuhannya. Sehingga pengguna tidak perlu
“membuang” waktu untuk menelusur satu demi satu kebutuhan informasinya dalam
“belantara” informasi di perpustakaan.
• Media Audio-Visual.
• Media Audio-Visual.
Informasi juga dapat dikemas dalam
bentuk Audio-Visual seperti dalam bentuk Audio-Video Cassette, CD- Interaktif,
VCD, DVD, dan bentuk lainnya. Kemasan informasi ini merupakan kemasan yang
menarik karena akan mengajak pengguna menggunakan informasi dalam bentuk gambar
dan suara.
•
Pangkalan Data Lokal.
Kemasan informasi juga dapat diwujudkan
dalam pangkalan data (database) lokal. Sekitar 2 tahun yang lalu, konsep
pangkalan data lokal ini banyak digunakan di Indonesia, terutama dalam rangka
memenuhi kebutuhan informasi ilmiah bagi para pengguna melalui semacam server
lokal, baik yang berupa file maupun CD-ROM. Contohnya adalah CD Database ERIC,
CD Database Medline, CD-Database Agricola, dan sebagainya.
•
Pangkalan Data Online.
Saat ini di Indonesia pangkalan data
Online sedang mengalami perkembangan yang cukup baik, baik dengan “membeli”
kemasan yang sudah jadi, mengambil dari sumber-sumber gratis maupun membangun
sendiri. Kemasan informasi dalam bentuk ini telah memberikan kesempatan akses
informasi secara lebih luas tidak terbatas dalam perpustakaan. Hal ini berkat
kemajuan teknologi internet yang mau tidak mau harus diikuti oleh perpustakaan
dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi pada penggunanya. Contoh beberapa
kemasan informasi siap pakai dalam bentuk pangkalan data online yang diproduksi
antara lain EBSCOHost, ProQuest, ScienceDirect, IEEE Database, JSTOR dan lain
sebagainya.
TAHAPAN
PENGEMASAN INFORMASI
Keputusan sebuah perpustakaan untuk melakukan dan menggunakan kemasan informasi harus diikuti dengan mempersiapkan langkah-langkah yang tepat agar tidak terjadi kesia-siaan. Beberapa langkah yang secara umum dilakukan oleh perpustakaan dalam rangka pengemasan informasi adalah:
1. Orientasi kebutuhan dan tuntutan pemakai/pengguna informasi di perpustakaan
2. Seleksi dan Penetapan Topik informasi yang akan dikemas. Penetapan dan seleksi ini biasanya akan melibatkan ide-ide dan masukan dari staf ahli, produsen produk kemasan informasi, konsumen produk & jasa informasi, karyawan, dan manajemen puncak.
3.
Menentukan bentuk kemasan informasi
4.
Penetapan strategi pencarian informasi yang akan dikemas
5.
Penetapan lokasi informasi dan cara mengaksesnya
6.
Pengolahan informasi, mengevaluasi, dan mensitir informasi
7.
Mengemas informasi dalam bentuk yang telah ditetapkan
8.
Mengevaluasi produk yang dikeluarkan dan proses pembuatannya
Pada
kasus penentuan kemasan informasi dalam bentuk non cetak terutama pangkalan
data sering kali tidak semua langkah di atas dilakukan. Hal ini dikarenakan
produk dalam bentuk pangkalan data sering kali merupakan produk kemasan
informasi yang siap pakai, karena prosedur seleksi informasi dan proses
pengolahan hingga menjadi produk sudah dilakukan oleh produsen. Pada kasus ini
posisi perpustakaan adalah sebagai user selector dan user evaluator saja.
DAMPAK EKONOMIS PENGEMASAN INFORMASI
Pengemasan
informasi merupakan bagian dari sebuah usaha ekonomis dari perpustakaan atau
penyedia informasi yang juga akan membawa dampak ekonomis bagi perpustakaan
/penyedia informasi dan juga masyarakat/pengguna yang memanfaatkannya.
Beberapa dampak
ekonomis dari adanya pengemasan informasi diantaranya adalah
1.
Perpustakaan mampu menyediakan kemasan-kemasan informasi yang siap pakai yang
dapat dijual kepada masyarakat/pengguna dengan segmentasi yang telah
ditentukan, misal informasi bidang kedokteran yang terkemas akan sangat berguna
bagi para praktisi dan pemerhati di bidang kedokteran.
2.
Banjir informasi yang terus menerus apabila tidak ditangani oleh perpustakaan
akan membawa dampak pada pembengkakan cost perawatan dan pengelolaan, sehingga
apabila dibandingkan dengan biaya yang dihasilkan dari pemanfaatan informasi
akan sangat tidak signifikan. Dengan pengemasan informasi maka perpustakaan
dapat menekan biaya (cost) bagi perawatan dan pengelaan, sekaligus dapat
memanfaatkan hasilnya sebagai bentuk layanan “penjualan informasi” di perpustakaan
kepada pengguna yang membutuhkan.
3.
Bagi pengguna, adanya kemasan informasi ini akan memotong biaya dan juga waktu
yang dibutuhkan oleh pengguna dalam mencari, memilih, dan memperoleh informasi
yang dibutuhkannya.
Hal ini dikarenakan pengguna dengan mudah
mendapatkan kemasan informasi yang siap pakai dan disediakan oleh perpustakaan
secara mudah, cepat, tepat dan hemat waktu. Misalnya, untuk mendapatkan
informasi tertentu di perpustakaan, pengguna cukup mengakses database
perpustakaan melalui internet yang menyediakan berbagai koleksi digital hasil
kemas informasi di berbagai bidang.
4.
Pengemasan informasi ini merupakan peluang komoditas bagi perpustakaan yang
berpotensi sebagai bidang usaha
informasi di perpustakaan yang akan mampu menghasilkan pemasukan. Hal ini tentunya akan membantu
melepaskan image perpustakaan sebagai “cost institution” menjadi “benefit
institution”. Artinya perpustakaan tidak lagi dianggap sebagai lembaga yang
hanya “menyedot” biaya dan punya ketergantungan terhadap biaya, menjadi
perpustakaan yang mampu memberikan keuntungan dan membiayai kegiatannnya
sendiri. Misalnya perpustakaan mengeluarkan produk kumpulan artikel dalam
bidang X yang dikemas baik menggunakan media digital (CD, Disket, etc) maupun
cetak yang dapat dipasarkan (dijual) kepada pengguna dengan segmentasi tertentu
(sesuai dengan bidang X tersebut). Contoh: Perpustakaan Fakultas Kedokteran
mengeluarkan produk “Kumpulan Artikel Bidang Kedokteran khusus masalah Flu
Burung” yang dapat dijual kepada dokter maupun masyarakat umum yang “konsen”
terhadap permasahan flu burung ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar