Senin, 06 November 2017

Penelususran dan Pengemasan Informasi



Juita Ramadhani
C1D114152
Jurusan Ilmu Perpustakaan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Halo Oleo,Kendari

PENELUSURAN DAN PENGEMASAN INFORMASI
 Muhammad Zein Abdullah

 Tujuan penelusuran

1. pungguna dapat mengakses secara langsung kedalam pangkal data yang di miliki perpustakaan
2.  mengurangi beban biaya dan waktu yang di perlukan dan harus di keluarkan oleh pengguna dalam mencari informasi
3. mengurangi beban pekerjaan dalam pengolahan pangkal data sehingga dapat meningkatkan efesiensi tenaga kerja
4. mempercepat informasi
5. dapat melayani kebutuhan informasi masyarakat dalam jangka yang luas

            Tujuan pengembangan informasi
1.      Menyelenggarakan proses pembelajaran yang mengutamakan pada student center learning dengan suasana akademik yang kondusif
2.      Menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi di bidang sistem informasi, khususnya kemampuan menganalisis proses bisnis dan rancangan bangun sistem informasi
3.      Menghasilkan peneliti untuk memperkaya kasana keilmuan di bidang sitem informasi dan bermanfaat untuk pengangkut kepentingan
4.      Menghasikan pengertian kepada masyarakat untuk memperkaya wawasan di bidangnya sistem informasi yang bermanfaat bagi masyarakat
5.      Menghasilkan pengabdian pada masyarakat dengan kompetensi di bidang informasi

Peran penelusuran dan pengemasan informasi di bidang perpustakaan

1.      Menjadi media antara pemakai dan koleksi sebagai sumber informasi pengetahuan
2.      Menjadi lembaga pengembangan minat dan budaya membaca serta pembangkit kesadaran pentingnya belajar sepanjang hayat.
3.      Mengembangkan komunukasi antara pemkai dan adalah dengan penyelenggara sehingga tercipta kolaborasi
4.      Motivator, mediator dan fasilitator bagi pemakai dalam usaha mencari memanfaatkan dengan mengembangkan ilmu pengetahuan dan pengalaman.
5.      Berperan sebagai agen perubah pembangunan dan kebudayaan manusia.

Hal-hal yang harus di perhatikan dalam penelusuran dan pengemasan informasi
1.      Kata kunci merupakan kata ataupun frase yang di gunakan untuk memiliki sebuah informasi.
2.      Tajuk subjek merupakan tata atau frase yang di gunakan untuk mewakili sebuah informasi akan tetapi sudah tertentu polanya, dengan kata lain sudah dilakukan dan adainstitusi yang mengolah serta menerbitkan dalam sebuah daftar tajuk subsek baik umum ataupun khusus
3.      Tesaurus ini hampir sama dengan tajuk subjek namun terdapat hubungan hirakis antara deskriptornya kata adalah frase yang digunakan sebagai tajuk dalam tesaurus .
4.      Syntar merupakan sekumpulan cara maupun ketentuan yang di berlakukan untuk menelusur suatu data base
5.      Strategi penelusuran stategi yang akan kita susun serta pilih agar penelusuran kita dapat mencapai sasaran yang kita inginkan

Dampak positif negatif penelusuran dan pengemasan informasi
Dampak positif
1.      Mempercepat arus informasi
2.      Mempermudah akses terhadap informasi terbar
3.      Media sosial
4.      Media hiburan
5.      Membantu individu dalam mencari informasi
6.      Mempermudah komunikasi dengan individu lainnya yang jauh
7.      Sharing dan berbagai file
Dampak negatif
1.      Individu menjadi malas untuk bersosialisasi secara fisik
2.      Meningkatkan penipuan dan juga kejahatan cyber
3.      Cyber bulyng
4.      Konten negatif yang berkembang pesat
5.      Fitna dan juga pencemaran nama baik secara luas
6.      Menjauhkan yang dekat
7.      Mengabaikan tugas dan juga pekerjaan

Perbedaan dan persamaan penelusuran dan pengemasan informasi
Perbedaan
            Penelusuran informasi yaitu bagian dari proses temu kembali informasi yang dilakukan  untuk memenuhi kebutuhan individu akan informasi yang di perlukan dengan bantuan berbagai alat penelusuran dan temu kembali informasi yang dimiliki perpustakaan untuk unik informasi

Pengemasan informasi
            Pengemasan informasi yaitu kegiatan yang dimulai dari kegiatan menyeleksi berbagai informasi dari sumber yang berbeda, mendata informasi yang menganalisis, mensintesa dan menyakian informasi sesuai kebutuhan pemakai.

Persamaan      
Menyediakan dan menyebarkan informasi yang telah di kemas dan relevan, melalui penelusuran atau temu balik informasi atau lebih di kenal penyebaran dan penemuan yang berkaitan dengan data atau informasi

Ada beberapa permasalahan yang dapat dijadikan dasar mengapa pengemasan informasi ini penting:
1. Banjir Informasi. Banyaknya informasi yang ada dari berbagai sumber informasi baik tercetak, non cetak, maupun digital membuat “kebingungan” tersendiri bagi pengguna untuk mendapatkan informasi “terbaik” dan sesuai dengan kebutuhannya. Banyaknya informasi seringkali menjadikan pengguna dihadapkan pada informasi yang tidak sesuai, kandungan informasinya kurang tepat, tidak relevan sampai informasi “aspal”, asli tapi palsu yang tidak dapat dipercaya. Untuk itu perlu sebuah tindakan dari perpustakaan untuk mengantisipasi apa yang biasa disebut sebagai “banjir informasi”. Pengemasan informasi yang menghasilkan produk terseleksi adalah salah satu jawabannya.
2. Kebutuhan Pemakai Informasi. Seiring dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang begitu cepat, maka kebutuhan pemakai informasi juga semakin meningkat, yakni kebutuhan akan informasi yang cepat, tepat dan mudah. Perpustakaan sebagai institusi yang bertanggungjawab kepada transfer informasi ini juga harus dapat melihat fenomena pergeseran orientasi kebutuhan pengguna akan informasi ini, untuk itu perlu dilakukan inovasi berbasis kebutuhan pemakai informasi ini. Pengemasan informasi adalah salah satu bentuk yang dapat dipakai oleh perpustakaan sebagai bentuk inovasi menjawab kebutuhan pemakai informasi ini.
         3. Kebutuhan Peningkatan Layanan Perpustakaan. Perpustakaan sebagai pusat sumber informasi sudah semestinya dapat meningkatkan pelayanan dari waktu ke waktu, mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan tuntutan penggunanya. Perpustakaan yang tidak “mau” meningkatkan dan menyesuaikan layanannya dengan perkembangan global di dunia tentunya akan ditinggalkan oleh penggunanya. Peningkatan layanan perpustakaan ini harus didukung berbagai aspek termasuk kemasan dari informasi yang ingin ditampilkan dan disajikan kepada penggunanya. Untuk itu pengemasan informasi menjadi penting agar pengguna dapat merasakan sebuah peningkatan yang signifikan dan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada saat ini.
4. Orientasi Ekonomis. Informasi yang tak terbentung dan terus bertambah akan menyebabkan perpustakaan menjadi “gudang” informasi yang apabila tidak ditangani dengan baik akan menyebabkan pengeluaran biaya yang tidak sedikit.

 Penggunapun akan semakin sulit menemukan informasi yang tepat dan uptodate. Untuk itu perlu diambil langkah penghematan (biaya, ruang dan tenaga) diantaranya dapat dilakukan melalui pengemasan informasi. Secara ekonomis, hasil kemas informasi merupakan produk yang sangat mungkin untuk dijual kepada khalayak umum dengan segmentasi tertentu, sehingga membuka peluang usaha bagi perpustakaan. Selain itu pengguna akan menghemat banyak waktu, tenaga dan biaya untuk sekedar mendapatkan informasi yang sesuai, mudah, cepat dan tepat.
           
Keempat permasalahan di atas terkait satu dengan lainnya sehingga tidak dapat dipisahkan. Satu dengan  lainnya akan membawa kepada sebuah sinergitas dalam menentukan arah dan langkah dalam penyajian informasi yang lebih baik demi kepentingan bersama. Hal ini juga akan berpengaruh pada bentuk penyajian informasi seperti apa yang layak dilayankan saat ini di perpustakaan. Kemasan informasi sendiri harus dapat memberikan nilai lebih bagi informasi itu sendiri.

 Informasi dikatakan mempunyai nilai (menurut Djatin) apabila diukur dari:
• Mampu menurunkan biaya penelitian, pengembangan dan pelaksanaan
• Menghemat waktu, sehingga implementasi dan inovasi bisa lebih cepat
• Membuat kebijakan lebih efektif
• Mendukung ke arah pencapaian tujuan/sasaran strategis organisasi
• Mengatasi Ke-ketidaktahuan
• Memuaskan manajemen dan pemakai

         BENTUK PENGEMASAN INFORMASI

            Berdasarkan analisa ketiga hal dalam permasalahan di atas maka selanjutnya perpustakaan dapat menentukan sejauh mana bentuk kemasan informasi tersebut harus diwujudkan. Berikut adalah beberapa contoh bentuk kemasan informasi yang ada sampai saat ini dan relevan digunakan bagi pengguna perpustakaan.

• Publikasi Cetak.
Pengemasan informasi biasanya dapat juga diwujudkan dalam bentuk publikasi cetak seperti Brosur, Newsletter, Prosiding, Indeks Majalah, Indeks Artikel, Kumpulan Artikel Terpilih, Bibliografi, dan bentuk publikasi terseleksi lainnya. Kemasan dalam bentuk publikasi cetak ini akan sangat membantu pengguna dalam menemukan informasi tercetak yang terpilih sesuai dengan bidang kajian dan kebutuhannya. Sehingga pengguna tidak perlu “membuang” waktu untuk menelusur satu demi satu kebutuhan informasinya dalam “belantara” informasi di perpustakaan.
• Media Audio-Visual.
Informasi juga dapat dikemas dalam bentuk Audio-Visual seperti dalam bentuk Audio-Video Cassette, CD- Interaktif, VCD, DVD, dan bentuk lainnya. Kemasan informasi ini merupakan kemasan yang menarik karena akan mengajak pengguna menggunakan informasi dalam bentuk gambar dan suara.
• Pangkalan Data Lokal.
Kemasan informasi juga dapat diwujudkan dalam pangkalan data (database) lokal. Sekitar 2 tahun yang lalu, konsep pangkalan data lokal ini banyak digunakan di Indonesia, terutama dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi ilmiah bagi para pengguna melalui semacam server lokal, baik yang berupa file maupun CD-ROM. Contohnya adalah CD Database ERIC, CD Database Medline, CD-Database Agricola, dan sebagainya.
• Pangkalan Data Online.
Saat ini di Indonesia pangkalan data Online sedang mengalami perkembangan yang cukup baik, baik dengan “membeli” kemasan yang sudah jadi, mengambil dari sumber-sumber gratis maupun membangun sendiri. Kemasan informasi dalam bentuk ini telah memberikan kesempatan akses informasi secara lebih luas tidak terbatas dalam perpustakaan. Hal ini berkat kemajuan teknologi internet yang mau tidak mau harus diikuti oleh perpustakaan dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi pada penggunanya. Contoh beberapa kemasan informasi siap pakai dalam bentuk pangkalan data online yang diproduksi antara lain EBSCOHost, ProQuest, ScienceDirect, IEEE Database, JSTOR dan lain sebagainya.

  TAHAPAN PENGEMASAN INFORMASI

         Keputusan sebuah perpustakaan untuk melakukan dan menggunakan kemasan informasi harus diikuti dengan mempersiapkan langkah-langkah yang tepat agar tidak terjadi kesia-siaan. Beberapa langkah yang secara umum dilakukan oleh perpustakaan dalam rangka pengemasan informasi adalah:
1. Orientasi kebutuhan dan tuntutan pemakai/pengguna informasi di perpustakaan
2. Seleksi dan Penetapan Topik informasi yang akan dikemas. Penetapan dan seleksi ini biasanya akan melibatkan ide-ide dan masukan dari staf ahli, produsen produk kemasan informasi, konsumen produk & jasa informasi, karyawan, dan manajemen puncak.
3. Menentukan bentuk kemasan informasi
4. Penetapan strategi pencarian informasi yang akan dikemas
5. Penetapan lokasi informasi dan cara mengaksesnya
6. Pengolahan informasi, mengevaluasi, dan mensitir informasi
7. Mengemas informasi dalam bentuk yang telah ditetapkan
8. Mengevaluasi produk yang dikeluarkan dan proses pembuatannya

 Pada kasus penentuan kemasan informasi dalam bentuk non cetak terutama pangkalan data sering kali tidak semua langkah di atas dilakukan. Hal ini dikarenakan produk dalam bentuk pangkalan data sering kali merupakan produk kemasan informasi yang siap pakai, karena prosedur seleksi informasi dan proses pengolahan hingga menjadi produk sudah dilakukan oleh produsen. Pada kasus ini posisi perpustakaan adalah sebagai user selector dan user evaluator saja.
  DAMPAK EKONOMIS PENGEMASAN INFORMASI
 Pengemasan informasi merupakan bagian dari sebuah usaha ekonomis dari perpustakaan atau penyedia informasi yang juga akan membawa dampak ekonomis bagi perpustakaan /penyedia informasi dan juga masyarakat/pengguna yang memanfaatkannya.
Beberapa dampak ekonomis dari adanya pengemasan informasi diantaranya adalah
1. Perpustakaan mampu menyediakan kemasan-kemasan informasi yang siap pakai yang dapat dijual kepada masyarakat/pengguna dengan segmentasi yang telah ditentukan, misal informasi bidang kedokteran yang terkemas akan sangat berguna bagi para praktisi dan pemerhati di bidang kedokteran.
2. Banjir informasi yang terus menerus apabila tidak ditangani oleh perpustakaan akan membawa dampak pada pembengkakan cost perawatan dan pengelolaan, sehingga apabila dibandingkan dengan biaya yang dihasilkan dari pemanfaatan informasi akan sangat tidak signifikan. Dengan pengemasan informasi maka perpustakaan dapat menekan biaya (cost) bagi perawatan dan pengelaan, sekaligus dapat memanfaatkan hasilnya sebagai bentuk layanan “penjualan informasi” di perpustakaan kepada pengguna yang membutuhkan.
3. Bagi pengguna, adanya kemasan informasi ini akan memotong biaya dan juga waktu yang dibutuhkan oleh pengguna dalam mencari, memilih, dan memperoleh informasi yang dibutuhkannya.
 Hal ini dikarenakan pengguna dengan mudah mendapatkan kemasan informasi yang siap pakai dan disediakan oleh perpustakaan secara mudah, cepat, tepat dan hemat waktu. Misalnya, untuk mendapatkan informasi tertentu di perpustakaan, pengguna cukup mengakses database perpustakaan melalui internet yang menyediakan berbagai koleksi digital hasil kemas informasi di berbagai bidang.
4. Pengemasan informasi ini merupakan peluang komoditas bagi perpustakaan yang berpotensi          sebagai bidang usaha informasi di perpustakaan yang akan mampu menghasilkan pemasukan.                Hal ini tentunya akan membantu melepaskan image perpustakaan sebagai “cost institution” menjadi “benefit institution”. Artinya perpustakaan tidak lagi dianggap sebagai lembaga yang hanya “menyedot” biaya dan punya ketergantungan terhadap biaya, menjadi perpustakaan yang mampu memberikan keuntungan dan membiayai kegiatannnya sendiri. Misalnya perpustakaan mengeluarkan produk kumpulan artikel dalam bidang X yang dikemas baik menggunakan media digital (CD, Disket, etc) maupun cetak yang dapat dipasarkan (dijual) kepada pengguna dengan segmentasi tertentu (sesuai dengan bidang X tersebut). Contoh: Perpustakaan Fakultas Kedokteran mengeluarkan produk “Kumpulan Artikel Bidang Kedokteran khusus masalah Flu Burung” yang dapat dijual kepada dokter maupun masyarakat umum yang “konsen” terhadap permasahan flu burung ini.









Penelusuran dan pengemasan

Tujuan penelusuran

1. pungguna dapat mengakses secara langsung kedalam pangkal data yang di miliki perpustakaan
2.  mengurangi beban biaya dan waktu yang di perlukan dan harus di keluarkan oleh pengguna dalam mencari informasi
3. mengurangi beban pekerjaan dalam pengolahan pangkal data sehingga dapat meningkatkan efesiensi tenaga kerja
4. mempercepat informasi
5. dapat melayani kebutuhan informasi masyarakat dalam jangka yang luas

            Tujuan pengembangan informasi
1.      Menyelenggarakan proses pembelajaran yang mengutamakan pada student center learning dengan suasana akademik yang kondusif
2.      Menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi di bidang sistem informasi, khususnya kemampuan menganalisis proses bisnis dan rancangan bangun sistem informasi
3.      Menghasilkan peneliti untuk memperkaya kasana keilmuan di bidang sitem informasi dan bermanfaat untuk pengangkut kepentingan
4.      Menghasikan pengertian kepada masyarakat untuk memperkaya wawasan di bidangnya sistem informasi yang bermanfaat bagi masyarakat
5.      Menghasilkan pengabdian pada masyarakat dengan kompetensi di bidang informasi

Peran penelusuran dan pengemasan informasi di bidang perpustakaan

1.      Menjadi media antara pemakai dan koleksi sebagai sumber informasi pengetahuan
2.      Menjadi lembaga pengembangan minat dan budaya membaca serta pembangkit kesadaran pentingnya belajar sepanjang hayat.
3.      Mengembangkan komunukasi antara pemkai dan adalah dengan penyelenggara sehingga tercipta kolaborasi
4.      Motivator, mediator dan fasilitator bagi pemakai dalam usaha mencari memanfaatkan dengan mengembangkan ilmu pengetahuan dan pengalaman.
5.      Berperan sebagai agen perubah pembangunan dan kebudayaan manusia.

Hal-hal yang harus di perhatikan dalam penelusuran dan pengemasan informasi
1.      Kata kunci merupakan kata ataupun frase yang di gunakan untuk memiliki sebuah informasi.
2.      Tajuk subjek merupakan tata atau frase yang di gunakan untuk mewakili sebuah informasi akan tetapi sudah tertentu polanya, dengan kata lain sudah dilakukan dan adainstitusi yang mengolah serta menerbitkan dalam sebuah daftar tajuk subsek baik umum ataupun khusus
3.      Tesaurus ini hampir sama dengan tajuk subjek namun terdapat hubungan hirakis antara deskriptornya kata adalah frase yang digunakan sebagai tajuk dalam tesaurus .
4.      Syntar merupakan sekumpulan cara maupun ketentuan yang di berlakukan untuk menelusur suatu data base
5.      Strategi penelusuran stategi yang akan kita susun serta pilih agar penelusuran kita dapat mencapai sasaran yang kita inginkan

Dampak positif negatif penelusuran dan pengemasan informasi
Dampak positif
1.      Mempercepat arus informasi
2.      Mempermudah akses terhadap informasi terbar
3.      Media sosial
4.      Media hiburan
5.      Membantu individu dalam mencari informasi
6.      Mempermudah komunikasi dengan individu lainnya yang jauh
7.      Sharing dan berbagai file
Dampak negatif
1.      Individu menjadi malas untuk bersosialisasi secara fisik
2.      Meningkatkan penipuan dan juga kejahatan cyber
3.      Cyber bulyng
4.      Konten negatif yang berkembang pesat
5.      Fitna dan juga pencemaran nama baik secara luas
6.      Menjauhkan yang dekat
7.      Mengabaikan tugas dan juga pekerjaan

Perbedaan dan persamaan penelusuran dan pengemasan informasi
Perbedaan
            Penelusuran informasi yaitu bagian dari proses temu kembali informasi yang dilakukan  untuk memenuhi kebutuhan individu akan informasi yang di perlukan dengan bantuan berbagai alat penelusuran dan temu kembali informasi yang dimiliki perpustakaan untuk unik informasi

Pengemasan informasi
            Pengemasan informasi yaitu kegiatan yang dimulai dari kegiatan menyeleksi berbagai informasi dari sumber yang berbeda, mendata informasi yang menganalisis, mensintesa dan menyakian informasi sesuai kebutuhan pemakai.

Persamaan      
Menyediakan dan menyebarkan informasi yang telah di kemas dan relevan, melalui penelusuran atau temu balik informasi atau lebih di kenal penyebaran dan penemuan yang berkaitan dengan data atau informasi

Ada beberapa permasalahan yang dapat dijadikan dasar mengapa pengemasan informasi ini penting:
1. Banjir Informasi. Banyaknya informasi yang ada dari berbagai sumber informasi baik tercetak, non cetak, maupun digital membuat “kebingungan” tersendiri bagi pengguna untuk mendapatkan informasi “terbaik” dan sesuai dengan kebutuhannya. Banyaknya informasi seringkali menjadikan pengguna dihadapkan pada informasi yang tidak sesuai, kandungan informasinya kurang tepat, tidak relevan sampai informasi “aspal”, asli tapi palsu yang tidak dapat dipercaya. Untuk itu perlu sebuah tindakan dari perpustakaan untuk mengantisipasi apa yang biasa disebut sebagai “banjir informasi”. Pengemasan informasi yang menghasilkan produk terseleksi adalah salah satu jawabannya.
2. Kebutuhan Pemakai Informasi. Seiring dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang begitu cepat, maka kebutuhan pemakai informasi juga semakin meningkat, yakni kebutuhan akan informasi yang cepat, tepat dan mudah. Perpustakaan sebagai institusi yang bertanggungjawab kepada transfer informasi ini juga harus dapat melihat fenomena pergeseran orientasi kebutuhan pengguna akan informasi ini, untuk itu perlu dilakukan inovasi berbasis kebutuhan pemakai informasi ini. Pengemasan informasi adalah salah satu bentuk yang dapat dipakai oleh perpustakaan sebagai bentuk inovasi menjawab kebutuhan pemakai informasi ini.
         3. Kebutuhan Peningkatan Layanan Perpustakaan. Perpustakaan sebagai pusat sumber informasi sudah semestinya dapat meningkatkan pelayanan dari waktu ke waktu, mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan tuntutan penggunanya. Perpustakaan yang tidak “mau” meningkatkan dan menyesuaikan layanannya dengan perkembangan global di dunia tentunya akan ditinggalkan oleh penggunanya. Peningkatan layanan perpustakaan ini harus didukung berbagai aspek termasuk kemasan dari informasi yang ingin ditampilkan dan disajikan kepada penggunanya. Untuk itu pengemasan informasi menjadi penting agar pengguna dapat merasakan sebuah peningkatan yang signifikan dan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada saat ini.
4. Orientasi Ekonomis. Informasi yang tak terbentung dan terus bertambah akan menyebabkan perpustakaan menjadi “gudang” informasi yang apabila tidak ditangani dengan baik akan menyebabkan pengeluaran biaya yang tidak sedikit.

 Penggunapun akan semakin sulit menemukan informasi yang tepat dan uptodate. Untuk itu perlu diambil langkah penghematan (biaya, ruang dan tenaga) diantaranya dapat dilakukan melalui pengemasan informasi. Secara ekonomis, hasil kemas informasi merupakan produk yang sangat mungkin untuk dijual kepada khalayak umum dengan segmentasi tertentu, sehingga membuka peluang usaha bagi perpustakaan. Selain itu pengguna akan menghemat banyak waktu, tenaga dan biaya untuk sekedar mendapatkan informasi yang sesuai, mudah, cepat dan tepat.
           
Keempat permasalahan di atas terkait satu dengan lainnya sehingga tidak dapat dipisahkan. Satu dengan  lainnya akan membawa kepada sebuah sinergitas dalam menentukan arah dan langkah dalam penyajian informasi yang lebih baik demi kepentingan bersama. Hal ini juga akan berpengaruh pada bentuk penyajian informasi seperti apa yang layak dilayankan saat ini di perpustakaan. Kemasan informasi sendiri harus dapat memberikan nilai lebih bagi informasi itu sendiri.

 Informasi dikatakan mempunyai nilai (menurut Djatin) apabila diukur dari:
• Mampu menurunkan biaya penelitian, pengembangan dan pelaksanaan
• Menghemat waktu, sehingga implementasi dan inovasi bisa lebih cepat
• Membuat kebijakan lebih efektif
• Mendukung ke arah pencapaian tujuan/sasaran strategis organisasi
• Mengatasi Ke-ketidaktahuan
• Memuaskan manajemen dan pemakai

         BENTUK PENGEMASAN INFORMASI

            Berdasarkan analisa ketiga hal dalam permasalahan di atas maka selanjutnya perpustakaan dapat menentukan sejauh mana bentuk kemasan informasi tersebut harus diwujudkan. Berikut adalah beberapa contoh bentuk kemasan informasi yang ada sampai saat ini dan relevan digunakan bagi pengguna perpustakaan.

• Publikasi Cetak.
Pengemasan informasi biasanya dapat juga diwujudkan dalam bentuk publikasi cetak seperti Brosur, Newsletter, Prosiding, Indeks Majalah, Indeks Artikel, Kumpulan Artikel Terpilih, Bibliografi, dan bentuk publikasi terseleksi lainnya. Kemasan dalam bentuk publikasi cetak ini akan sangat membantu pengguna dalam menemukan informasi tercetak yang terpilih sesuai dengan bidang kajian dan kebutuhannya. Sehingga pengguna tidak perlu “membuang” waktu untuk menelusur satu demi satu kebutuhan informasinya dalam “belantara” informasi di perpustakaan.
• Media Audio-Visual.
Informasi juga dapat dikemas dalam bentuk Audio-Visual seperti dalam bentuk Audio-Video Cassette, CD- Interaktif, VCD, DVD, dan bentuk lainnya. Kemasan informasi ini merupakan kemasan yang menarik karena akan mengajak pengguna menggunakan informasi dalam bentuk gambar dan suara.
• Pangkalan Data Lokal.
Kemasan informasi juga dapat diwujudkan dalam pangkalan data (database) lokal. Sekitar 2 tahun yang lalu, konsep pangkalan data lokal ini banyak digunakan di Indonesia, terutama dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi ilmiah bagi para pengguna melalui semacam server lokal, baik yang berupa file maupun CD-ROM. Contohnya adalah CD Database ERIC, CD Database Medline, CD-Database Agricola, dan sebagainya.
• Pangkalan Data Online.
Saat ini di Indonesia pangkalan data Online sedang mengalami perkembangan yang cukup baik, baik dengan “membeli” kemasan yang sudah jadi, mengambil dari sumber-sumber gratis maupun membangun sendiri. Kemasan informasi dalam bentuk ini telah memberikan kesempatan akses informasi secara lebih luas tidak terbatas dalam perpustakaan. Hal ini berkat kemajuan teknologi internet yang mau tidak mau harus diikuti oleh perpustakaan dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi pada penggunanya. Contoh beberapa kemasan informasi siap pakai dalam bentuk pangkalan data online yang diproduksi antara lain EBSCOHost, ProQuest, ScienceDirect, IEEE Database, JSTOR dan lain sebagainya.

  TAHAPAN PENGEMASAN INFORMASI

         Keputusan sebuah perpustakaan untuk melakukan dan menggunakan kemasan informasi harus diikuti dengan mempersiapkan langkah-langkah yang tepat agar tidak terjadi kesia-siaan. Beberapa langkah yang secara umum dilakukan oleh perpustakaan dalam rangka pengemasan informasi adalah:
1. Orientasi kebutuhan dan tuntutan pemakai/pengguna informasi di perpustakaan
2. Seleksi dan Penetapan Topik informasi yang akan dikemas. Penetapan dan seleksi ini biasanya akan melibatkan ide-ide dan masukan dari staf ahli, produsen produk kemasan informasi, konsumen produk & jasa informasi, karyawan, dan manajemen puncak.
3. Menentukan bentuk kemasan informasi
4. Penetapan strategi pencarian informasi yang akan dikemas
5. Penetapan lokasi informasi dan cara mengaksesnya
6. Pengolahan informasi, mengevaluasi, dan mensitir informasi
7. Mengemas informasi dalam bentuk yang telah ditetapkan
8. Mengevaluasi produk yang dikeluarkan dan proses pembuatannya

 Pada kasus penentuan kemasan informasi dalam bentuk non cetak terutama pangkalan data sering kali tidak semua langkah di atas dilakukan. Hal ini dikarenakan produk dalam bentuk pangkalan data sering kali merupakan produk kemasan informasi yang siap pakai, karena prosedur seleksi informasi dan proses pengolahan hingga menjadi produk sudah dilakukan oleh produsen. Pada kasus ini posisi perpustakaan adalah sebagai user selector dan user evaluator saja.
  DAMPAK EKONOMIS PENGEMASAN INFORMASI
 Pengemasan informasi merupakan bagian dari sebuah usaha ekonomis dari perpustakaan atau penyedia informasi yang juga akan membawa dampak ekonomis bagi perpustakaan /penyedia informasi dan juga masyarakat/pengguna yang memanfaatkannya.
Beberapa dampak ekonomis dari adanya pengemasan informasi diantaranya adalah
1. Perpustakaan mampu menyediakan kemasan-kemasan informasi yang siap pakai yang dapat dijual kepada masyarakat/pengguna dengan segmentasi yang telah ditentukan, misal informasi bidang kedokteran yang terkemas akan sangat berguna bagi para praktisi dan pemerhati di bidang kedokteran.
2. Banjir informasi yang terus menerus apabila tidak ditangani oleh perpustakaan akan membawa dampak pada pembengkakan cost perawatan dan pengelolaan, sehingga apabila dibandingkan dengan biaya yang dihasilkan dari pemanfaatan informasi akan sangat tidak signifikan. Dengan pengemasan informasi maka perpustakaan dapat menekan biaya (cost) bagi perawatan dan pengelaan, sekaligus dapat memanfaatkan hasilnya sebagai bentuk layanan “penjualan informasi” di perpustakaan kepada pengguna yang membutuhkan.
3. Bagi pengguna, adanya kemasan informasi ini akan memotong biaya dan juga waktu yang dibutuhkan oleh pengguna dalam mencari, memilih, dan memperoleh informasi yang dibutuhkannya.
 Hal ini dikarenakan pengguna dengan mudah mendapatkan kemasan informasi yang siap pakai dan disediakan oleh perpustakaan secara mudah, cepat, tepat dan hemat waktu. Misalnya, untuk mendapatkan informasi tertentu di perpustakaan, pengguna cukup mengakses database perpustakaan melalui internet yang menyediakan berbagai koleksi digital hasil kemas informasi di berbagai bidang.
4. Pengemasan informasi ini merupakan peluang komoditas bagi perpustakaan yang berpotensi          sebagai bidang usaha informasi di perpustakaan yang akan mampu menghasilkan pemasukan.                Hal ini tentunya akan membantu melepaskan image perpustakaan sebagai “cost institution” menjadi “benefit institution”. Artinya perpustakaan tidak lagi dianggap sebagai lembaga yang hanya “menyedot” biaya dan punya ketergantungan terhadap biaya, menjadi perpustakaan yang mampu memberikan keuntungan dan membiayai kegiatannnya sendiri. Misalnya perpustakaan mengeluarkan produk kumpulan artikel dalam bidang X yang dikemas baik menggunakan media digital (CD, Disket, etc) maupun cetak yang dapat dipasarkan (dijual) kepada pengguna dengan segmentasi tertentu (sesuai dengan bidang X tersebut). Contoh: Perpustakaan Fakultas Kedokteran mengeluarkan produk “Kumpulan Artikel Bidang Kedokteran khusus masalah Flu Burung” yang dapat dijual kepada dokter maupun masyarakat umum yang “konsen” terhadap permasahan flu burung ini.









Penelusuran dan pengemasan

Tujuan penelusuran

1. pungguna dapat mengakses secara langsung kedalam pangkal data yang di miliki perpustakaan
2.  mengurangi beban biaya dan waktu yang di perlukan dan harus di keluarkan oleh pengguna dalam mencari informasi
3. mengurangi beban pekerjaan dalam pengolahan pangkal data sehingga dapat meningkatkan efesiensi tenaga kerja
4. mempercepat informasi
5. dapat melayani kebutuhan informasi masyarakat dalam jangka yang luas

            Tujuan pengembangan informasi
1.      Menyelenggarakan proses pembelajaran yang mengutamakan pada student center learning dengan suasana akademik yang kondusif
2.      Menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi di bidang sistem informasi, khususnya kemampuan menganalisis proses bisnis dan rancangan bangun sistem informasi
3.      Menghasilkan peneliti untuk memperkaya kasana keilmuan di bidang sitem informasi dan bermanfaat untuk pengangkut kepentingan
4.      Menghasikan pengertian kepada masyarakat untuk memperkaya wawasan di bidangnya sistem informasi yang bermanfaat bagi masyarakat
5.      Menghasilkan pengabdian pada masyarakat dengan kompetensi di bidang informasi

Peran penelusuran dan pengemasan informasi di bidang perpustakaan

1.      Menjadi media antara pemakai dan koleksi sebagai sumber informasi pengetahuan
2.      Menjadi lembaga pengembangan minat dan budaya membaca serta pembangkit kesadaran pentingnya belajar sepanjang hayat.
3.      Mengembangkan komunukasi antara pemkai dan adalah dengan penyelenggara sehingga tercipta kolaborasi
4.      Motivator, mediator dan fasilitator bagi pemakai dalam usaha mencari memanfaatkan dengan mengembangkan ilmu pengetahuan dan pengalaman.
5.      Berperan sebagai agen perubah pembangunan dan kebudayaan manusia.

Hal-hal yang harus di perhatikan dalam penelusuran dan pengemasan informasi
1.      Kata kunci merupakan kata ataupun frase yang di gunakan untuk memiliki sebuah informasi.
2.      Tajuk subjek merupakan tata atau frase yang di gunakan untuk mewakili sebuah informasi akan tetapi sudah tertentu polanya, dengan kata lain sudah dilakukan dan adainstitusi yang mengolah serta menerbitkan dalam sebuah daftar tajuk subsek baik umum ataupun khusus
3.      Tesaurus ini hampir sama dengan tajuk subjek namun terdapat hubungan hirakis antara deskriptornya kata adalah frase yang digunakan sebagai tajuk dalam tesaurus .
4.      Syntar merupakan sekumpulan cara maupun ketentuan yang di berlakukan untuk menelusur suatu data base
5.      Strategi penelusuran stategi yang akan kita susun serta pilih agar penelusuran kita dapat mencapai sasaran yang kita inginkan

Dampak positif negatif penelusuran dan pengemasan informasi
Dampak positif
1.      Mempercepat arus informasi
2.      Mempermudah akses terhadap informasi terbar
3.      Media sosial
4.      Media hiburan
5.      Membantu individu dalam mencari informasi
6.      Mempermudah komunikasi dengan individu lainnya yang jauh
7.      Sharing dan berbagai file
Dampak negatif
1.      Individu menjadi malas untuk bersosialisasi secara fisik
2.      Meningkatkan penipuan dan juga kejahatan cyber
3.      Cyber bulyng
4.      Konten negatif yang berkembang pesat
5.      Fitna dan juga pencemaran nama baik secara luas
6.      Menjauhkan yang dekat
7.      Mengabaikan tugas dan juga pekerjaan

Perbedaan dan persamaan penelusuran dan pengemasan informasi
Perbedaan
            Penelusuran informasi yaitu bagian dari proses temu kembali informasi yang dilakukan  untuk memenuhi kebutuhan individu akan informasi yang di perlukan dengan bantuan berbagai alat penelusuran dan temu kembali informasi yang dimiliki perpustakaan untuk unik informasi

Pengemasan informasi
            Pengemasan informasi yaitu kegiatan yang dimulai dari kegiatan menyeleksi berbagai informasi dari sumber yang berbeda, mendata informasi yang menganalisis, mensintesa dan menyakian informasi sesuai kebutuhan pemakai.

Persamaan      
Menyediakan dan menyebarkan informasi yang telah di kemas dan relevan, melalui penelusuran atau temu balik informasi atau lebih di kenal penyebaran dan penemuan yang berkaitan dengan data atau informasi

Ada beberapa permasalahan yang dapat dijadikan dasar mengapa pengemasan informasi ini penting:
1. Banjir Informasi. Banyaknya informasi yang ada dari berbagai sumber informasi baik tercetak, non cetak, maupun digital membuat “kebingungan” tersendiri bagi pengguna untuk mendapatkan informasi “terbaik” dan sesuai dengan kebutuhannya. Banyaknya informasi seringkali menjadikan pengguna dihadapkan pada informasi yang tidak sesuai, kandungan informasinya kurang tepat, tidak relevan sampai informasi “aspal”, asli tapi palsu yang tidak dapat dipercaya. Untuk itu perlu sebuah tindakan dari perpustakaan untuk mengantisipasi apa yang biasa disebut sebagai “banjir informasi”. Pengemasan informasi yang menghasilkan produk terseleksi adalah salah satu jawabannya.
2. Kebutuhan Pemakai Informasi. Seiring dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang begitu cepat, maka kebutuhan pemakai informasi juga semakin meningkat, yakni kebutuhan akan informasi yang cepat, tepat dan mudah. Perpustakaan sebagai institusi yang bertanggungjawab kepada transfer informasi ini juga harus dapat melihat fenomena pergeseran orientasi kebutuhan pengguna akan informasi ini, untuk itu perlu dilakukan inovasi berbasis kebutuhan pemakai informasi ini. Pengemasan informasi adalah salah satu bentuk yang dapat dipakai oleh perpustakaan sebagai bentuk inovasi menjawab kebutuhan pemakai informasi ini.
         3. Kebutuhan Peningkatan Layanan Perpustakaan. Perpustakaan sebagai pusat sumber informasi sudah semestinya dapat meningkatkan pelayanan dari waktu ke waktu, mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan tuntutan penggunanya. Perpustakaan yang tidak “mau” meningkatkan dan menyesuaikan layanannya dengan perkembangan global di dunia tentunya akan ditinggalkan oleh penggunanya. Peningkatan layanan perpustakaan ini harus didukung berbagai aspek termasuk kemasan dari informasi yang ingin ditampilkan dan disajikan kepada penggunanya. Untuk itu pengemasan informasi menjadi penting agar pengguna dapat merasakan sebuah peningkatan yang signifikan dan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada saat ini.
4. Orientasi Ekonomis. Informasi yang tak terbentung dan terus bertambah akan menyebabkan perpustakaan menjadi “gudang” informasi yang apabila tidak ditangani dengan baik akan menyebabkan pengeluaran biaya yang tidak sedikit.

 Penggunapun akan semakin sulit menemukan informasi yang tepat dan uptodate. Untuk itu perlu diambil langkah penghematan (biaya, ruang dan tenaga) diantaranya dapat dilakukan melalui pengemasan informasi. Secara ekonomis, hasil kemas informasi merupakan produk yang sangat mungkin untuk dijual kepada khalayak umum dengan segmentasi tertentu, sehingga membuka peluang usaha bagi perpustakaan. Selain itu pengguna akan menghemat banyak waktu, tenaga dan biaya untuk sekedar mendapatkan informasi yang sesuai, mudah, cepat dan tepat.
           
Keempat permasalahan di atas terkait satu dengan lainnya sehingga tidak dapat dipisahkan. Satu dengan  lainnya akan membawa kepada sebuah sinergitas dalam menentukan arah dan langkah dalam penyajian informasi yang lebih baik demi kepentingan bersama. Hal ini juga akan berpengaruh pada bentuk penyajian informasi seperti apa yang layak dilayankan saat ini di perpustakaan. Kemasan informasi sendiri harus dapat memberikan nilai lebih bagi informasi itu sendiri.

 Informasi dikatakan mempunyai nilai (menurut Djatin) apabila diukur dari:
• Mampu menurunkan biaya penelitian, pengembangan dan pelaksanaan
• Menghemat waktu, sehingga implementasi dan inovasi bisa lebih cepat
• Membuat kebijakan lebih efektif
• Mendukung ke arah pencapaian tujuan/sasaran strategis organisasi
• Mengatasi Ke-ketidaktahuan
• Memuaskan manajemen dan pemakai

         BENTUK PENGEMASAN INFORMASI

            Berdasarkan analisa ketiga hal dalam permasalahan di atas maka selanjutnya perpustakaan dapat menentukan sejauh mana bentuk kemasan informasi tersebut harus diwujudkan. Berikut adalah beberapa contoh bentuk kemasan informasi yang ada sampai saat ini dan relevan digunakan bagi pengguna perpustakaan.

• Publikasi Cetak.
Pengemasan informasi biasanya dapat juga diwujudkan dalam bentuk publikasi cetak seperti Brosur, Newsletter, Prosiding, Indeks Majalah, Indeks Artikel, Kumpulan Artikel Terpilih, Bibliografi, dan bentuk publikasi terseleksi lainnya. Kemasan dalam bentuk publikasi cetak ini akan sangat membantu pengguna dalam menemukan informasi tercetak yang terpilih sesuai dengan bidang kajian dan kebutuhannya. Sehingga pengguna tidak perlu “membuang” waktu untuk menelusur satu demi satu kebutuhan informasinya dalam “belantara” informasi di perpustakaan.
• Media Audio-Visual.
Informasi juga dapat dikemas dalam bentuk Audio-Visual seperti dalam bentuk Audio-Video Cassette, CD- Interaktif, VCD, DVD, dan bentuk lainnya. Kemasan informasi ini merupakan kemasan yang menarik karena akan mengajak pengguna menggunakan informasi dalam bentuk gambar dan suara.
• Pangkalan Data Lokal.
Kemasan informasi juga dapat diwujudkan dalam pangkalan data (database) lokal. Sekitar 2 tahun yang lalu, konsep pangkalan data lokal ini banyak digunakan di Indonesia, terutama dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi ilmiah bagi para pengguna melalui semacam server lokal, baik yang berupa file maupun CD-ROM. Contohnya adalah CD Database ERIC, CD Database Medline, CD-Database Agricola, dan sebagainya.
• Pangkalan Data Online.
Saat ini di Indonesia pangkalan data Online sedang mengalami perkembangan yang cukup baik, baik dengan “membeli” kemasan yang sudah jadi, mengambil dari sumber-sumber gratis maupun membangun sendiri. Kemasan informasi dalam bentuk ini telah memberikan kesempatan akses informasi secara lebih luas tidak terbatas dalam perpustakaan. Hal ini berkat kemajuan teknologi internet yang mau tidak mau harus diikuti oleh perpustakaan dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi pada penggunanya. Contoh beberapa kemasan informasi siap pakai dalam bentuk pangkalan data online yang diproduksi antara lain EBSCOHost, ProQuest, ScienceDirect, IEEE Database, JSTOR dan lain sebagainya.

  TAHAPAN PENGEMASAN INFORMASI

         Keputusan sebuah perpustakaan untuk melakukan dan menggunakan kemasan informasi harus diikuti dengan mempersiapkan langkah-langkah yang tepat agar tidak terjadi kesia-siaan. Beberapa langkah yang secara umum dilakukan oleh perpustakaan dalam rangka pengemasan informasi adalah:
1. Orientasi kebutuhan dan tuntutan pemakai/pengguna informasi di perpustakaan
2. Seleksi dan Penetapan Topik informasi yang akan dikemas. Penetapan dan seleksi ini biasanya akan melibatkan ide-ide dan masukan dari staf ahli, produsen produk kemasan informasi, konsumen produk & jasa informasi, karyawan, dan manajemen puncak.
3. Menentukan bentuk kemasan informasi
4. Penetapan strategi pencarian informasi yang akan dikemas
5. Penetapan lokasi informasi dan cara mengaksesnya
6. Pengolahan informasi, mengevaluasi, dan mensitir informasi
7. Mengemas informasi dalam bentuk yang telah ditetapkan
8. Mengevaluasi produk yang dikeluarkan dan proses pembuatannya

 Pada kasus penentuan kemasan informasi dalam bentuk non cetak terutama pangkalan data sering kali tidak semua langkah di atas dilakukan. Hal ini dikarenakan produk dalam bentuk pangkalan data sering kali merupakan produk kemasan informasi yang siap pakai, karena prosedur seleksi informasi dan proses pengolahan hingga menjadi produk sudah dilakukan oleh produsen. Pada kasus ini posisi perpustakaan adalah sebagai user selector dan user evaluator saja.
  DAMPAK EKONOMIS PENGEMASAN INFORMASI
 Pengemasan informasi merupakan bagian dari sebuah usaha ekonomis dari perpustakaan atau penyedia informasi yang juga akan membawa dampak ekonomis bagi perpustakaan /penyedia informasi dan juga masyarakat/pengguna yang memanfaatkannya.
Beberapa dampak ekonomis dari adanya pengemasan informasi diantaranya adalah
1. Perpustakaan mampu menyediakan kemasan-kemasan informasi yang siap pakai yang dapat dijual kepada masyarakat/pengguna dengan segmentasi yang telah ditentukan, misal informasi bidang kedokteran yang terkemas akan sangat berguna bagi para praktisi dan pemerhati di bidang kedokteran.
2. Banjir informasi yang terus menerus apabila tidak ditangani oleh perpustakaan akan membawa dampak pada pembengkakan cost perawatan dan pengelolaan, sehingga apabila dibandingkan dengan biaya yang dihasilkan dari pemanfaatan informasi akan sangat tidak signifikan. Dengan pengemasan informasi maka perpustakaan dapat menekan biaya (cost) bagi perawatan dan pengelaan, sekaligus dapat memanfaatkan hasilnya sebagai bentuk layanan “penjualan informasi” di perpustakaan kepada pengguna yang membutuhkan.
3. Bagi pengguna, adanya kemasan informasi ini akan memotong biaya dan juga waktu yang dibutuhkan oleh pengguna dalam mencari, memilih, dan memperoleh informasi yang dibutuhkannya.
 Hal ini dikarenakan pengguna dengan mudah mendapatkan kemasan informasi yang siap pakai dan disediakan oleh perpustakaan secara mudah, cepat, tepat dan hemat waktu. Misalnya, untuk mendapatkan informasi tertentu di perpustakaan, pengguna cukup mengakses database perpustakaan melalui internet yang menyediakan berbagai koleksi digital hasil kemas informasi di berbagai bidang.
4. Pengemasan informasi ini merupakan peluang komoditas bagi perpustakaan yang berpotensi          sebagai bidang usaha informasi di perpustakaan yang akan mampu menghasilkan pemasukan.                Hal ini tentunya akan membantu melepaskan image perpustakaan sebagai “cost institution” menjadi “benefit institution”. Artinya perpustakaan tidak lagi dianggap sebagai lembaga yang hanya “menyedot” biaya dan punya ketergantungan terhadap biaya, menjadi perpustakaan yang mampu memberikan keuntungan dan membiayai kegiatannnya sendiri. Misalnya perpustakaan mengeluarkan produk kumpulan artikel dalam bidang X yang dikemas baik menggunakan media digital (CD, Disket, etc) maupun cetak yang dapat dipasarkan (dijual) kepada pengguna dengan segmentasi tertentu (sesuai dengan bidang X tersebut). Contoh: Perpustakaan Fakultas Kedokteran mengeluarkan produk “Kumpulan Artikel Bidang Kedokteran khusus masalah Flu Burung” yang dapat dijual kepada dokter maupun masyarakat umum yang “konsen” terhadap permasahan flu burung ini.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BUKU ILMU KOMUNIKASI TEORI DAN PRAKTEK

M. SYAHIRAN AL-AMIN C1D114 138 Jurusan ilmu komunikasi perpustakaan Fakultas ilmu sosial dan ilmu politik Univrsitas Halu Oleo,...